Direktur Utama PT Rekayasa Industri (Rekind) Triyani Utaminingsih menggelar roadshow ke sejumlah perguruan tinggi. Kehadirannya merupakan bagian dari upaya   untuk memberikan gagasan, program, pembekalan sekaligus pengenalan tentang dunia EPC (Engineering, Procurement and Construction) yang melekat dalam keseharian Rekind.

Untuk kali pertama, wanita yang akrab disapa Yani tersebut memulai roadshow ke Fakultas Teknik Kimia Universitas Indonesia (UI).  Yani yang hadir bersama Mohamad Agung, SVP Power, Fertilizer & Overseas Commercial Rekind itu,  didaulat menggelar Kuliah Kapita Selekta Satu Sesi bertajuk Peran Insinyur  Teknik Kimia dalam Proyek EPC Industri,” di Fakultas Teknik Kimia, UI, Rabu (31/5).

“Selain memperkenalkan dunia EPC,  Rekind hadir untuk memotivasi para calon insinyur muda agar dapat berkarya dan membangun negerinya secara mandiri. Di samping itu para mahasiswa ini juga harus dibuka wawasan akademisnya mengenai berbagai jenis proyek dan bagaimana perusahaan EPC ini bekerja,  ” terang Yani.

Sehingga, melalui gambaran ini akan semakin menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan para insinyur Indonesia terutama dalam membangun bangsanya di bidang energi, petrokimia dan migas.

“Rekind selalu membangun sinergi yang kokoh dengan kampus. Kami bekerja sama mulai dari recruitment, research, internship dan tidak jarang kami berkolaborasi untuk mengerjakan proyek, FEED, atau troubleshooting permasalahan proyek. Tidak salah kalau ada yang menilai Rekind merupakan partner universitas, sekaligus tempat belajar dan rumah para insinyur untuk berkarya  yang muaranya demi satu tujuan, maju bersama untuk Indonesia,” kata Yani menegaskan.

Menurutnya,  Rekind dikenal sebagai pelopor dan pemimpin dalam sektor EPC. Awal mula Rekind didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1981 sebagai BUMN yang fokus pada pembangunan pabrik petrokimia. Pengakuan dan prestasi ini bisa diraih juga berkat dukungan maksimal insinyur-insinyur muda Rekind yang pantang menyerah dan haus akan pengetahuan EPC, karena sebelumya pengetahuan ini  hanya didominasi perusahaan asing.