PT Rekayasa Industri (Rekind) meraih penghargaan The Best EPC Company On Renewable Energy dalam ajang Indonesia Best Electricity Award (IBEA) 2025 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat, (4/7).
Penghargaan tersebut diterima lagsung oleh Corporate Secretary Rekind Budi Adi Nugroho, mewakili Direksi, dari Ketua Dewan Juri IBEA 2025, Prof. Dr. Ir. Tumiran, M.Eng., IPU. Bagi Rekind, apresiasi ini bukan hanya soal penghargaan semata, melainkan cerminan kontribusi nyata perusahaan dalam mendukung transisi energi bersih, baik di tingkat nasional maupun global.
Di sisi lain, penghargaan ini juga menyiratkan gambaran akan kesiapan Rekind Melalui komitmen kuatnya untuk melaksanakan setiap proyek EPC, termasuk energi bersih, dengan prinsip inovasi dan kolaborasi. Komitmen tersebut diwujudkan, antara lain, melalui pemberian masukan dan usulan desain yang Lebih efisien. Tujuannya aga proyek yang dikerjakan lebih unggul, bahkan melebihi dari persyaratan kontrak kerja yang disepakati.
Efisiensi tersebut dicapai dengan pemilihan teknologi, peralatan, dan konfigurasi yang menghasilkan net power output optimal dan tepat guna. Contohnya, dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Rekind mengadopsi teknologi terkini untuk memaksimalkan panas bumi sekaligus menekan potensi emisi dan dampak lingkungan.
“Inovasi kami terletak pada pemilihan teknologi, peralatan, dan konfigurasi yang tepat. Kami ingin menghasilkan net power output yang optimal dan efisien,” tegas Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih di tempat terpisah.
Salah satu contohnya, tambah Triyani, adalah dalam pembangunan PLTP, di makna Rekind memanfaatkan teknologi terkini demi memaksimalkan potensi panas bumi, sekaligus menjaga emisi dan dampak lingkungan tetap rendah.
Namun bagi Rekind, inovasi teknis hanyalah satu sisi matau uang. Kolaborasi strategis menjadi elemen tak tepisahkan dari perjalanan perusahaan. Budi Adi Nugroho menuturkan, Rekind aktif menggandeng lembaga riset, perguruan tinggi, hingga pemerintah dalam berbagai pengembangan teknologi energi terbarukan. “Kami terlibat dalam riset pengembangan bahan bakar nabati, soil investigation, riset logam tanah jarang, hingga pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit. Semua ini demi menghasilkan solusi yang bukan hanya tepat guna, tetapi juga membawa manfaat luas bagi industri dan lingkungan,” papar Budi dengan penuh antusias.
Prinsip keberlanjutan (sustainability) pun menjadi langkah nyata yang juga dikedepankan Rekind di setiap proyek yang dijalankannya. Sejak tahap perencanaan hingga implementasi, Rekind memastikan seluruh aktivitasnya memenuhi regulasi lingkungan, menghitung potensi emisi dan limbah, serta menerapkan teknologi ramah lingkungan sesuai standar internasional.
Namun di balik itu semua, bagi Rekind, keunggulan teknologi harus berjalan beriringan dengan kualitas sumber daya manusia. Itulah sebabnya, Rekind selalu mengerahkan SDM terbaik di setiap fase proyek, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, commissioning, hingga masa warranty. Kompetensi mereka diperkuat dengan pelatihan, sertifikasi profesi, pengalaman di lapangan, serta interaksi intens dengan tenaga ahli internasional.
Tak hanya itu, komunikasi intens dengan pemilik proyek menjadi andalan Rekind dalam menjaga keberlanjutan. “Kami selalu berdialog untuk memastikan setiap aspek sustainability terakomodasi. Kami juga mempelajari tren energi terbarukan, baik dari sisi teknologi maupun regulasi, baik di tingkat lokal maupun global,” tambah Triyani.