Kondisi PT Rekayasa Daya Mamuju (RDM), anak perusahaan PT Rekayasa Industri (Rekind), tengah menghadapi situasi dan kondisi yang sangat menantang. Sebagai entitas vital yang menyuplai listrik untuk PT PLN (Persero) di wilayah Sulawesi Barat, performa RDM mengalami penurunan signifikan akibat tekanan dari berbagai faktor eksternal dan internal. Dua tantangan utama yang dihadapi adalah terganggunya pasokan batu bara serta kondisi peralatan yang menghambat efisiensi operasional pembangkit.

Situasi ini membuat kinerja Keuangan RDM terus mencatatkan angka kerugian. Penurunan ini bukan hanya berdampak pada operasional, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan keberlangsungan bisnisnya ke depan. Fakta ini tidak bisa diabaikan. Justru harus menjadi titik tolak untuk melakukan evaluasi mendalam dan menyusu langkah penyelamatan yang konkret serta terukur.

Sebagai bentuk respons cepat dan serius, manajemen Rekind menginisiasi Forum Group Discussion (FGD) guna membedah akar masalah dan menyusun rencana strategis pemulihan RDM. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (5/5) di Kantor Pusat Rekind, Kalibata, Jakarta Selatan, dan dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT Rekayasa Industri, Triyani Utaminingsih.

Turut hadir dalam forum penting tersebut antara lain Direktur Keuangan dan SDM Dedy Rinaldi, Direktur Operasi & Pengembangan/Teknologi Rekind Yusairi, Plt Direktur Utama RDM Adi Septiadi, Direktur Operasi RDM Dwi Riyanto, serta perwakilan manajemen dari kedua entitas.

Dalam sambutannya, Triyani Utaminingsih menekankan pentingnya forum ini sebagai momentum konsolidasi dan penetapan arah strategis pemulihan RDM. Ia berharap hasil dari diskusi ini tidak berhenti pada tataran konsep, melainkan mampu menghasilkan action plan yang jelas, terstruktur, dan bisa segera dieksekusi untuk mengangkat kembali performa RDM, baik dari sisi operasional maupun finansial.

“Kita semua berharap aka nada action plan yang konkret – yang bisa segera diimplementasikan dalam waktu dekat – untuk mengangkat kembali kinerja operasional RDM dan menstabilkan keuangannya,” ujarnya tegas.

Dalam forum tersebut, terdapat dua agenda strategis yang menjadi titik fokus utama pembahasan. Pertama, evaluasi menyeluruh terhadap status operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) RDM. Diskusi difokuskan pada identifikasi hambatan teknis yang selama ini menurunkan efisiensi dan keandalan pembangkit. Melalui pendekatan analitis dan kolaboratif, diharapkan forum ini dapat memunculkan strategi jangka pendek yang dapat segera diterapkan demi menjaga kelangsungan operasional hingga proses divestasi selesai.

 

Kedua, peninjauan atas kondisi Keuangan terkini perusahaan. Fokus diarahkan pada penyusunan proyeksi Keuangan untuk tahun 2025 – 2026 serta identifikasi risiko finansial yang dapat menghambat proses divestasi. Menurut Triyani Utaminingsih, pemulihan keuangan harus dibangun Melalui sejumlah langkah seperti efisiensi biaya, pengendalian beban tetap, dan optimalisasi arus kas.

“Kita harus merumuskan strategi penyehatan Keuangan yang realistis dan berdampak langsung. Ini mencakup efisiensi operasional, manajemen pengeluaran yang ketat, dan pengelolaan cash flow yang cermat. Ini bukan hanya soal menyelamatkan satu entitas, tetapi menjaga stabilitas seluruh ekosistem Bisnis Rekind Group,” ujarnya.